TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki pada hari Kamis (5/5/2022).
Akibat bentrokan tersebut, sedikitnya 16 warga Palestina terluka.
Cedera yang dilaporkan termasuk 14 dengan patah tulang akibat peluru berlapis karet dan mati lemas karena gas air mata, kata pusat medis lapangan Sama al-Quds, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Bulan Sabit Merah melaporkan dua orang terluka akibat pemukulan dan dibawa ke rumah sakit untuk perawatan.
Sekitar 50 pria Palestina, termasuk orang tua dan anak-anak, ditangkap dan dikawal keluar dari kompleks dari Bab al-Silsila (Gerbang Rantai).
Baca juga: Israel Kecam Pernyataan Menlu Rusia yang Sebut Hitler adalah Keturunan Yahudi
Baca juga: Tentara Israel Tembak Mati Pemuda Palestina di Tepi Barat
Setidaknya 600 pemukim menyerbu kompleks itu melalui Gerbang Maroko pada Kamis antara pukul 07.00 hingga 11.00.
Kemudian penyerbu semakin banyak antara pukul 13:30 sampai 14:30.
Serangan pemukim di bawah perlindungan polisi ke Kompleks Masjid Al-Aqsa dilanjutkan setelah jeda 10 hari selama hari-hari terakhir Ramadhan, di mana ada ketegangan yang meningkat.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, Hamas mengatakan serangan pemukim adalah “eskalasi serius dan provokasi langsung, mengancam ledakan komprehensif, di mana pemerintah pendudukan memikul tanggung jawab penuh”.
Israel merayakan pendiriannya 74 tahun yang lalu pada hari Kamis sesuai dengan kalender Yahudi, yang disebut sebagai Hari Kemerdekaan.
Orang-orang Palestina memperingati hari pada tanggal 15 Mei sebagai Nakba atau malapetaka, di mana 750.000 orang Palestina dipindahkan secara paksa dari Palestina yang bersejarah.

Baca juga: Momen Idul Fitri Membawa Sedikit Kegembiraan bagi Jutaan Warga Afghanistan yang Kelaparan
Baca juga: Sekitar 600 Warga Palestina Ditahan oleh Israel Tanpa Tuduhan
Tempat suci itu telah menjadi pusat kekerasan selama berhari-hari di tengah meningkatnya ketegangan menyusul serangkaian serangan di dalam wilayah Israel dan penyerbuan di Yerusalem Timur dan Tepi Barat yang diduduki.
Tahun lalu, meningkatnya ketegangan seputar pengusiran keluarga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem adalah katalisator meluasnya protes Palestina di seluruh Israel dan wilayah Palestina yang diduduki.
Penggerebekan Masjid Al-Aqsa oleh pasukan keamanan Israel selama bulan suci Ramadhan meningkatkan ketegangan lebih lanjut, dan empat hari kemudian, serangan 11 hari Israel di Gaza dimulai, seolah-olah menargetkan fasilitas Hamas.
(Tribunnews.com/Yurika)