Pasukan keamanan Indonesia dalam kebuntuan dengan pemberontak yang menyandera pilot Selandia Baru | 31left
CNN
—
Pasukan keamanan Indonesia mengatakan mereka telah mengepung pemberontak bersenjata yang menahan tawanan pilot Selandia Baru di wilayah Papua yang bergolak, tetapi akan menahan diri untuk tidak mengambil tindakan apa pun yang dapat membahayakan nyawanya.
Menteri Keamanan Mahfud MD mengatakan Selasa bahwa pihak berwenang Selandia Baru telah meminta tidak ada kekerasan dalam operasi untuk membebaskan pilot Philip Mehrtens, menurut afiliasi CNN CNN Indonesia. Pilot itu ditangkap bulan lalu setelah mendaratkan penerbangan charter komersial Susi Air di Bandara Paro yang terpencil, dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) mengklaim bertanggung jawab.
“Kami sudah tahu lokasi mereka. Sekarang mereka dikepung,” kata Mahfud kepada wartawan, menambahkan: “Kami memprioritaskan keselamatannya. Kita harus hati-hati,” lapor CNN Indonesia.
Mahfud tidak merinci lokasi kelompok tersebut atau tindakan apa yang akan diambil aparat keamanan.
Militer Indonesia mempertahankan kehadiran yang berat dan kontroversial di Papua, yang berada di bawah kendali Jakarta menyusul pemungutan suara tahun 1969 yang disengketakan secara luas yang diawasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kerusuhan di wilayah miskin tapi kaya sumber daya telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir karena pejuang separatis menuntut kemerdekaan.
TPNPB yang ditetapkan pemerintah Indonesia sebagai kelompok teroris sebelumnya mengatakan Merthens tidak akan dibebaskan sampai Jakarta mengakui kemerdekaan Papua dan menarik pasukannya dari wilayah yang berbagi pulau dengan negara Papua Nugini itu.
Permintaan tambahan dari kelompok separatis untuk senjata api dan amunisi telah ditolak oleh pihak berwenang, kata Mahfud, menurut CNN Indonesia.
Foto-foto yang dirilis oleh TPNPB pada bulan Februari menunjukkan Mehrtens tampaknya tidak terluka, berdiri di samping pejuang bersenjata.
Operasi untuk menyelamatkannya diperumit oleh kehadiran warga sipil di daerah itu, kata pasukan keamanan.
“Tidak mudah untuk menangkap kelompok ini karena mereka berbaur dengan penduduk setempat,” kata Panglima TNI Laksamana Yudo Margono kepada wartawan, menurut CNN Indonesia. “Tapi kami akan memprioritaskan langkah-langkah persuasif.”